JAKARTA - Deretan film Indonesia yang tak seharusnya dibuat remake meski versi originalnya sukses besar di pasaran. Kenyataannya, versi remake ini jauh lebih berisiko karena kerap kali dibandingkan dengan versi originalnya.
Beberapa rumah produksi ternyata tidak berhasil membuat film yang sudah populer menjadi lebih bagus dan menarik untuk ditonton. Alhasil beberapa film remake justru menuai komentar pedas penggemar dan dianggap gagal ‘memperbaiki’ versi originalnya.
Berikut Okezone merangkum beberapa film Indonesia yang tidak seharusnya dibuat remake.
1.Benyamin: Biang Kerok
Film Benyamin: Biang Kerok pertama kali dirilis pada 1972. Film garapan Nawi Ismail itu dibintangi oleh mendiang Benyamin Sueb dan Ida Royani. Sekitar 46 tahun kemudian, Hanung Bramantyo dan Falcon Pictures merilis remake film tersebut dan memasang Reza Rahadian sebagai aktor utamanya.
Karakter Pengki yang sebelumnya dibintangi Benyamin diisi oleh Reza Rahadian. Sayang, nama besar Reza tak cukup mendongkrak jumlah penonton film Benyamin Biang Kerok versi remake yang hanya mampu mendulang 600.000 penonton. Padahal, film itu awalnya ditargetkan mampu menggaet 6 juta penonton.
2.Bayi Ajaib
Ketika Tindra Rengat merilis Bayi Ajaib pada 1982, film itu terbilang populer hingga mendapat status ‘kultus’ di kalangan penggemar film horor. Film yang dibintangi Muni Cader dan Rina Hasyim itu kemudian diremake oleh sutradara Rako Prijanto dan dirilis Falcon Black pada 19 Januari 2023.
Vino G. Bastian ditunjuk menghidupkan peran Kosim Nugraha yang sebelumnya dilakoni Muni Cader. Sayang, film Bayi Ajaib versi remake tersebut dianggap tak semenyeramkan versi originalnya. Bahkan film itu hanya mampu menggaet 434.000 penonton selama masa tayangnya.
3.Jomblo
Film Indonesia yang tak seharusnya dibuat remake selanjutnya adalah Jomblo. Film garapan Hanung Bramantyo itu pertama kali dirilis pada 9 Februari 2006 dan dibintangi Christian Sugiono, Dennis Adhiswara, dan Rizky Hanggono. Tak hanya sukses di pasaran, film itu masuk tiga nominasi Festival Film Indonesia 2006.
Pada 5 Oktober 2017, Hanung Bramantyo merilis versi remake film Jomblo yang dibintangi oleh Ge Pamungkas, Arie Kriting, dan Deva Mahenra. Sayang, versi remake tersebut tak sesukses film originalnya karena dianggap tidak seseru dan senakal film originalnya. Akibatnya, versi remake Jomblo hanya mampu mendatangkan 316.719 penonton.
4.Gita Cinta dari SMA
Awal ‘80-an, Rano Karno dan Yessi Gusman begitu populer setelah membintangi film Gita Cinta dari SMA garapan Arizal, pada 1979. Perfin bahkan mencatat, film itu sukses mendulang 162.050 penonton di Jakarta. Sebuah angka fantastis di era tersebut.
Sekitar 44 tahun setelah sukses Gita Cinta dari SMA, sutradara Monty Tiwa dan Starvision Plus merilis versi remake film tersebut, pada 9 Februari 2023. Sayang, film yang dibintangi Prilly Latuconsina, Yesaya Abraham, dan Arla Ailani itu tak mampu meraih lebih dari 100.000 penonton.
5.Catatan Si Boy
Film Indonesia yang tak seharusnya dibuat remake berikutnya adalah Catatan Si Boy. Film garapan Nasri Cheppy ini pertama kali dirilis pada 1987 dan dibintangi Onky Alexander, Didi Petet, dan Meriam Bellina. Kesuksesan film itu bahkan menghasilkan empat sekuel yang masing-masing dirilis pada 1988, 1989, 1990, dan 1991.
Sekitar 36 tahun setelah sukses film pertamanya, Hanung Bramantyo bersama MD Pictures menggarap versi remake Catatan Si Boy. Film yang dibintangi Angga Yunanda dan Syifa Hadju itu hanya mampu mendulang 103.064 penonton dalam 4 hari penyangannya, pada Agustus silam.
6.Lupus
Penggarapan film Lupus bermula dari novel karya Hilman Hariwijaya yang begitu populer pada era ‘80-an. Kisahnya kemudian diangkat sutradara Achiel Nasrun ke layar lebar dan dirilis pada 24 September 1987.
Seperti novelnya, film itu pun sukses besar dan berhasil melambungkan nama Ryan Hidayat dan Nurul Arifin. Pada 4 April 2013, Benni Setiawan merilis proyek remake Lupus dengan menggandeng Acha Septriasa dan Migdad Addausy sebagai pemeran utama. Sayang, film remake itu tak sesukses versi originalnya.
Demikian ulasan Okezone seputar film Indonesia yang tak seharusnya dibuat remake.*
(SIS)