"Film Turah sudah diakui tingkat nasional. Jadi, dulu bikin Turah dari yang penting jadi, makin ke sini makin banyak apresiasi. Aku jadi kayak, enggak ngerti cara ngadepinnya. Karena awalnya dulu yang penting filmnya jadi," ungkap Wicaksono.
5. Bermodalkan kejujuran
Beberapa juri di dalam komite seleksi menyatakan bahwa film Turah memiliki modal kejujuran dalam bercerita yang menjadi kekuatan utamanya. Kisah kehidupan masyarakat desa Tirang yang mengalami kesulitan air dan listrik dinilai sebagai sebuah kejujuran bahwa pembangunan di Indonesia saat ini masih belum sepenuhnya merata.
"Saya bilang bahwa ini adalah sebuah film bisa jadi tidak hanya mengangkat soal kearifan lokal ya tapi film ini tuh Indonesia dalam medium yang kecil gitu. Pembahasannya, pola bertutur, pola penggarapannya, menarik sekali isu yang diangkat dengan tokoh-tokoh yang digunakan di film itu," kata Reza menyampaikan alasan mengapa Turah dipilih.
(aln)