“Pas kerja di kantor banyak kertas enggak terpakai, lalu dijadiin buku gambar. Gue seneng banget, gue kira buku gambar baru, lalu dikasih juga pensil yang diujungnya ada karet untuk penghapus,” kenang Kaka.
Saat itu, Kaka paling sering menggambar tentara dan senjata bersama sang ayah. Darah seni dari keluarga sang ibu memang mengalir dengan kuat pada tubuh Kaka.
Dalam kesempatan itu, Kaka juga diberi kesempatan untuk menggambar bebas. Ia pun unjuk kebolehan kemampuannya dalam menggambar.
(aln)