Perlakuan Pepep dan Indra pun membuatnya nyaman sehingga suasana tetap santai. Namun, tidak berarti bahwa tidak ada kesulitan baginya mempelajari genre baru tersebut.
“Secara teknik, sebenarnya (kesulitannya) enggak di teknik pita suara, tapi di rasa. Kalau teknik, semua orang bisa. Tapi kalo rasa enggak tentu. Melayu itu pesan dari lagu musti sampai. Mengalunnya nada harus sampai, dan bukan cengkok, jadi belajar di situ saja,” ungkap Zai.
Zai juga memahami bahwa ST12 seringkali mengganti vokalisnya, dan Zai adalah vokalis keempat. Mengenai prospek dirinya dapat bertahan di band top Melayu itu, Zai rupanya tidak berharap banyak. Baru merilis sebuah album, Zai rupanya lebih ingin memikirkan kesuksesan album dan tampil dengan baik.
“Akhirnya jadinya vokalis ST12 kaget juga, enggak nyangka. Tapi sudah jalan, sekarang gimana caranya gue lebih banyak belajar supaya bisa bawa lagi ST12 kayak dulu. Setidaknya untuk fase 1 album ini gue berhasil dulu deh, enggak ada pemikiran harus lanjut album berikutnya. Itu lewatin aja dulu, kalau bisa bawa ST dengan baik juga enggak menutup kemungkinan bisa lanjut,” tutup Zai.
(edh)