Selain Didi Kempot, 3 Musisi Campursari Ini Juga Tuai Sukses Besar

Adiyoga Priambodo, Jurnalis
Minggu 04 Agustus 2019 19:30 WIB
Didi Kempot. (Foto: Instagram/@didikempot_official)
Share :

JAKARTA - Tidak ada yang meragukan kemampuan bermusik Didi Kempot di ranah campursari. Belakangan, berkat karyanya yang menyayat hati Didi dijuluki Godfather of the Broken Heart oleh penggemarnya.

Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa ada musisi campursari lain yang karyanya mendapat pengakuan selain Didi Kempot. Siapa saja mereka? Inilah rangkuman Okezone untuk Anda.

MANTHOUS

Lahir di Desa Playen, Gunung Kidul, pada 1950, Manthous memberanikan diri untuk mengadu nasib ke Jakarta saat berusia 16 tahun. Pada 1966, dia mengembangkan bakat bermusiknya dengan mengamen.

Meski akhirnya dikenal sebagai penyanyi campursari, Manthous pada mulanya adalah seorang musisi keroncong. Pada 1969, pemilik nama asli Anto Sugiartono ini bergabung dengan Orkes Keroncong Bintang Jakarta pimpinan B.J. Soepardi. Kala itu, dia berperan sebagai pemain cello petik.

Sempat mencoba peruntungan di musik funky rock bersama Bieb, putra Benyamin Sueb hingga bergabung dengan Idris Sardi dalam grup Gambang Kromong Benyamin Sueb, Manthous akhirnya mengawali karier campursari pada 1993. Bersama saudara dan beberapa rekannya di kampung halaman, Manthous mendirikan grup musik campursari Gunung Kidul Maju Lancar.

Dari situ, lahirlah karya-karya populer Manthous, seperti Anting-Anting, Nyidamsari, Gandrung, dan Kutut Manggung. Sayang, karier Manthous berakhir setelah dia mengembuskan napas terakhir akibat stroke di Pamulang, Tangerang, pada 9 Maret 2012.

Baca juga: Merasa Tua, Didi Kempot Kaget Diidolakan Kawula Muda

CAK DIQIN

Terlahir dengan nama Sujarno, awal karier Cak Diqin sejatinya sangat jauh dari industri musik. Tumbuh di keluarga petani di Desa Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, Cak Diqin sempat tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan penilik kebudayaan di Kecamatan Sentani, Papua, pada 1986.

Karier bermusik Cak Diqin baru dimulainya pada 1990. Sejak saat itu, Cak Diqin sudah menelurkan 45 album musik campursari dengan lagu-lagu populer seperti Cinta Tak Terpisahkan, Sida Randha, dan Susu Boyolali.

Selain sebagai penyanyi, Cak Diqin juga aktif menulis lagu campursari untuk dibawakan musisi lain. Sebagai komposer, dia diketahui telah menulis tidak kurang dari 100 lagu campursari.

Atas sepak terjangnya iu, Cak Diqin pun mendapat penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) pada 2006. Selain itu, mendiang juga dikenal sebagai pendiri sekaligus ketua Campursari Center Indonesia (CCI).

Baca juga: Didi Kempot Ungkap Inspirasinya dalam Menciptakan Lagu Galau

SONNY JOSZ

Gaung Sonny Josz boleh saja tidak sebesar Didi Kempot atau Cak Diqin di ranah musik campursari. Namun karya-karyanya, cukup familiar di telinga para penikmatnya.

Lagu-lagu seperti Manuk Ora Manggung, Siji Ora Entek, hingga Angge Angge Orong-Orong merupakan karya populer Sonny Josz yang hingga kini masih diperdengarkan. Bahkan, salah satu karya Sonny bertajuk Minggat jadi primadona berkat lirik Ndang Balio Sri.

Kontribusi Sonny Josz di industri campursari juga sudah mendapat apresiasi berupa penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) pada 2011. Dia memenangkan kategori Karya Produksi Dangdut Berbahasa Daerah berkat lagu Suramadu.*

(SIS)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Celebrity lainnya