JAKARTA - Tidak ada yang meragukan kemampuan bermusik Didi Kempot di ranah campursari. Belakangan, berkat karyanya yang menyayat hati Didi dijuluki Godfather of the Broken Heart oleh penggemarnya.
Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa ada musisi campursari lain yang karyanya mendapat pengakuan selain Didi Kempot. Siapa saja mereka? Inilah rangkuman Okezone untuk Anda.
MANTHOUS
Lahir di Desa Playen, Gunung Kidul, pada 1950, Manthous memberanikan diri untuk mengadu nasib ke Jakarta saat berusia 16 tahun. Pada 1966, dia mengembangkan bakat bermusiknya dengan mengamen.
Meski akhirnya dikenal sebagai penyanyi campursari, Manthous pada mulanya adalah seorang musisi keroncong. Pada 1969, pemilik nama asli Anto Sugiartono ini bergabung dengan Orkes Keroncong Bintang Jakarta pimpinan B.J. Soepardi. Kala itu, dia berperan sebagai pemain cello petik.
Sempat mencoba peruntungan di musik funky rock bersama Bieb, putra Benyamin Sueb hingga bergabung dengan Idris Sardi dalam grup Gambang Kromong Benyamin Sueb, Manthous akhirnya mengawali karier campursari pada 1993. Bersama saudara dan beberapa rekannya di kampung halaman, Manthous mendirikan grup musik campursari Gunung Kidul Maju Lancar.
Dari situ, lahirlah karya-karya populer Manthous, seperti Anting-Anting, Nyidamsari, Gandrung, dan Kutut Manggung. Sayang, karier Manthous berakhir setelah dia mengembuskan napas terakhir akibat stroke di Pamulang, Tangerang, pada 9 Maret 2012.
Baca juga: Merasa Tua, Didi Kempot Kaget Diidolakan Kawula Muda