Menariknya, Baim menyebut bahwa pihak Korea memberikan keleluasaan penuh dalam penyesuaian skenario agar bisa mencerminkan konteks Indonesia.
“Poin paling penting, saya dikasih keleluasaan merubah skenario, tidak harus seperti film aslinya. Di situ saya mau terima tawarannya, setelah berbulan-bulan kita meeting,” jelasnya.
Film “Tunnel” versi Indonesia dijadwalkan mulai syuting pada tahun 2026, dengan penggabungan unsur teknis kelas dunia dan narasi emosional khas Asia. Meski diadaptasi dari karya Korea, Baim menegaskan bahwa identitas lokal akan tetap menjadi kekuatan utama proyek ini.
“Karya saya tetap karya saya, karya mereka tetap karya mereka,” tutup Baim
(kha)