JAKARTA - Film horor bertajuk Vina: Sebelum 7 Hari sukses menjadi sorotan sejak awal penayangan hingga saat ini. Bahkan, film yang diangkat dari kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap mendiang Vina di Cirebon itu dianggap cukup kontroversial.
Bukan tanpa alasan, pasalnya terdapat sejumlah adegan yang dinilai mengeksploitasi kekerasan terhadap wanita. Meski begitu, film Vina memang sudah dinyatakan lulus sensor oleh Lembaga Sensor Film (LSF).
Ketua Komisi I LSF, Nasrullah mengatakan bahwa pihaknya meloloskan film tersebut karena adegannya sesuai dengan proporsinya dan masuk klasifikasi usia 17 tahun ke atas.
Itulah yang menjadi alasan mengapa LSF meloloskan film Vina Sebelum Tujuh Hari.
Alasan Lembaga Sensor Film loloskan film {Vina: Sebelum 7 Hari} (Foto: Dee Company)
"Ada empat kriterianya film itu diloloskan, adegan dialog cocok untuk 17 tahun kalau ada kekerasan dan pornografi itu disajikan secara proporsional," kata Nasrullah dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/5/2024).
Salah satu cuplikan adegan yang viral di media sosial yaitu mengandung adegan kekerasan hingga adegan pemerkosaan terhadap karakter Vina.
Nasrullah menilai adegan tersebut tidak difilmkan segera gamblang. Sehingga film garapan Anggy Umbara itu masih bisa diterima.
"Ketika mau diperkosa saya tidak melihat adegan tidak ada sehelai benang pun di tubuh (karakter) Eky dan Vina," jelas Nasrullah.
"Itu sudut pengambilan gambar dari wajah Vina memang Vina diambil gambar shoot-nya dari bawah. Kalau pornografi (kita) gak lihat juga tapi orang lihatnya ini diperkosa, tapi di kepala," lanjutnya.