Tayang Akhir Mei, Film Temurun Angkat Kisah Warisan Keluarga yang Bisa Menjadi Malapetaka
JAKARTA - Film horor Indonesia di 2023, didominasi dengan kisah pesugihan, santet hingga horor religi. Tak ingin mengikuti tren, Sinemaku Pictures justru menciptakan 'dunia' sendiri tanpa mengangkat kepercayaan atau hal-hal mistis yang umum dijumpai di masyarakat.
Imajinasi dari sutradara serta pemain dan kru yang terlibat, mengenai kehidupan seperti apa yang nantinya akan dihidupkan, digabungkan menjadi satu. Sehingga terbentuklah kisah soal warisan turun-temurun dari keluarga yang menjadi malapetaka bagi dua anak yang hidup di dalamnya.
Melalui tangan sutradara muda, Inarah Syarafina, film Temurun, akan menyuguhkan kisah yang berbeda dari kebanyakan film horor di peredaran. Film ini bahkan akan tayang pada 30 Mei mendatang di bioskop.
Warisan, teror, dan jalannya kehidupan dari para tokoh dalam film ini seluruhnya dibentuk sendiri, bukan mengadaptasi dari kisah kehidupan di luar nalar yang belakangan kerap buah bibir masyarakat seperti santet dan pesugihan.
Film Temurun angkat kisah warisan keluarga yang bisa menjadi malapetaka (Foto: Aldhi Chandra/MPI)
"Budayanya kita bikin fiksi 100 persen, tentunya kita ambil beberapa kepercayaan sebagai referensi, mungkin karena banyak anak muda di dalamnya jadi kita merasakan keseruan kayak 'dunianya kayak gimana nih? Kepercayaannya seperti apa' jadi kita di Temurun ini kita tidak merepresentasikan suku, budaya atau agama tertentu," ujar Inarah Syarafina saat dijumpai di iNews Tower, Senin (20/5/2024).
Meski tak mengangkat kepercayaan, budaya atau hal klenik yang dekat dengan masyarakat, Inarah meyakini bahwa para penonton akan merasa relate saat menyaksikan film Temurun. Pasalnya, film Temurun tak hanya menjual kengerian yang menakuti penonton melainkan juga drama yang begitu kuat.
Temurun seolah menjadi pengingat bahwa keluarga bisa mewarisi hal negatif dalam kehidupan penerusnya.
"Gimana kesedihan bisa mengarahkan kita ke arah yang buruk dan bagaimana hal-hal yang turun temurun dari keluarga ternyata bisa hal baik dan buruk karena apa yang didapat dari atas itu gak selalu positif," ungkapnya.
Yasamin Jasem yang menjadi salah satu bintang utama film ini pun mengamini hal tersebut. Menurutnya, emosi yang dirasakan oleh tokoh-tokoh di dalam film ini dalam kehidupannya yang harus mewarisi hal tertentu dari keluarganya tentu kerap dirasakan oleh banyak orang sehingga menjadi relate.
"Mungkin lebih relate apa yang dirasakan oleh karakternya, dan gambaran besar dengan warisan," ungkap Yasamin Jasem.
(van)
