Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Biaya Produksi Film Women From Rote Island Capai Rp12 Miliar

Nurul Amanah , Jurnalis-Minggu, 18 Februari 2024 |13:05 WIB
Biaya Produksi Film Women From Rote Island Capai Rp12 Miliar
Biaya produksi film Women From Rote Island capai Rp12 miliar (Foto: Nurul Amanah/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Film Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) Women From Rote Island akhirnya tayang di bioskop Tanah Air. Film ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop di Indonesia mulai 22 Februari 2024 setelah melanglang buana di berbagai festival film dunia.

Women From Rote Island sendiri merupakan film yang mengangkat isu kekerasan seksual. Film ini sukses mencuri perhatian bukan hanya karena isu yang relate dengan kehidupan saat ini, akan tetapi lantaran memperlihatkan keindahan alam serta mengangkat budaya Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, seluruh aktor yang terlibat dalam film ini merupakan aktor lokal yang berasal dari Kupang, NTT.

Rizka Shakira selaku produser film Women From Rote Island pun menyadari bahwa banyak yang menduga bahwa film ini tidak memakan biaya yang fantastis lantaran melibatkan aktor lokal, bukan aktor yang sudah populer sebagai seorang selebriti. Namun ternyata, produksi film ini menelan biaya hingga Rp12 miliar lebih.

"Banyak yang ngomong 'Tidak pakai artis mungkin budgetnya sedikit' mungkin disini aku bisa ngasih kisaran kali ya, budget film ini diatas 12 miliar," ujar Rizka Shakira di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Februari 2024.

Women From Rote Island (Nurul)

Biaya produksi film Women From Rote Island capai Rp12 miliar (Foto: Nurul Amanah/MPI)

Lebih lanjut mengenai film ini, Jeremias Nyangoen selaku sutradara berharap agar masyarakat lebih peka terhadap isu kekerasan seksual yang bisa saja terjadi di lingkungan terdekat, yakni lingkungan keluarga.  

"Dengan tayangnya film ini, saya berharap penonton tidak hanya terhibur, tetapi juga lebih terbuka terhadap isu-isu sensitif seperti isu kekerasan. Jadi lebih sadar betapa pentingnya keluarga untuk cerewet dan memperhatikan anak-anaknya, keponakannya, cucu-cucunya. Karena potensi kekerasan biasanya bermula dari keluarga," ujar Jeremias Nyangoen.

Film ini diawali dari kisahnya dari Martha (Irma Rihi) TKI ilegal yang berada di Sabah - Malaysia yang akhirnya berhasil dipulangkan. Dengan demikian, terwujud lah pesan terakhir ayahnya, Abram kepada istrinya, Orpa (Linda Adoe), "Tidak ada pemakaman sebelum Marta pulang”.

Kepulangan Marta adalah kebahagian tersendiri bagi keluarga terutama Orpa dan si bungsu Berta bahkan bagi Damar (Van Jhoov) mantan pacar Martha semasa SMA yang kini berbisnis tanaman hias.

Martha justru berada dalam kondisi depresi berat, sebab dia sempat diperkosa di perkebunan tempatnya bekerja sebagai buruh kelapa sawit. Permasalahan Martha dalam lingkaran kekerasan seksual ternyata belum berakhir. Dia juga menjadi korban di kampungnya sendiri.

Sehingga, Orpa yang baru saja kehilangan suami dan tinggal bersama kedua anak perempuannya ini harus menghadapi diskriminasi dan tradisi dengan berjuang mendapatkan keadilan dari kekerasan dialami anaknya.

(van)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement