JAKARTA - Jelang rilis, film 13 Bom di Jakarta telah merilis trailer resmi keduanya. Dalam trailer kali ini, penonton akan dibawa masuk ke markas agen rahasia antiterorisme, Indonesian Contra Terrorism Agency (ICTA), setelah menerima ancaman bom dari kelompok teroris.
Kondisi kekacauan akibat peledakan truk yang memicu ketegangan antara anggota ICTA yang diperankan oleh Rukman Rosadi, Ganindra Bimo, dan Putri Ayudya. Ketiganya membentuk tim untuk mengejar kelompok teroris yang dipimpin oleh Arok (Rio Dewanto). Namun, penyelidikan mereka menjadi rumit karena dicurigai adanya penyusup dalam tim. Perlawanan dari teroris yang militan, bentrokan, dan baku tembak antara kedua belah pihak berlangsung dalam suasana yang brutal dan tegang.

Dengan mengusung genre aksi-spionase yang segar, cuplikan dari film produksi Visinema ini menampilkan adegan yang intens dan menggetarkan adrenalin. Dari adegan perburuan mobil, baku tembak, perkelahian, hingga ledakan, trailer ini penuh dengan ketegangan. Selain itu, set markas ICTA yang terlihat steril, canggih, dan realistis juga menjadi sorotan.
"Pembuatan set markas ICTA dimulai dari nol dan terasa sangat nyata. Mulai dari ruang kerja, teknologi, komputer, layar CCTV, dan, favorit saya, gudang senjata," kata Putri Ayudya dengan antusias. "Keterlibatan dengan set yang sangat real membantu kami sebagai aktor untuk lebih fokus pada peran kami. Kami merasa seakan dunia dalam film ini nyata, dipersiapkan dengan baik, dan dibuat sesuai dengan karakter kami masing-masing," tambah Putri Ayudya.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko memiliki alasan tersendiri dalam menyajikan adegan aksi yang realistis dalam film "13 Bom di Jakarta." Oleh karena itu, berbagai adegan praktikal, termasuk peledakan truk uang, dilakukan di lokasi syuting.
"Adegan yang dilakukan secara praktis seperti adegan perang, memegang senjata, ledakan, semuanya memberikan pengalaman baru bagi saya secara pribadi," kata Ganindra Bimo. "Apalagi peran saya sebagai Emil Riyadi, Direktur Kontra Terorisme yang bertanggung jawab atas situasi lapangan, seperti penyergapan teroris. Sungguh menyenangkan memiliki beban aksi yang besar dalam peran saya," tambah Bimo dengan semangat.