JAKARTA - Film SARA menjadi salah satu dari 12 karya yang ditampilkan dalam Busan International Film Festival 2023 yang berlangsung pada 4-13 Oktober 2023 di Busan, Korea Selatan. Acara festival film kelas dunia ini menghadirkan salah satu program yang ikut membangkitkan industri film Indonesia.
Program bernama Renaissance of Indonesian Cinema ini menampilkan enam judul film, lima film pendek dan satu serial Tanah Air. Program ini berfokus pada industri film Indonesia yang berkembang pesat.

Oscar Lawalata atau Asha Smara Darra didapuk sebagai bintang utama dalam film yang belum ditayangkan ini. Ia pun mengunggah poster film yang menampilkan wajah dirinya yang kini telah resmi mengganti identitasnya menjadi perempuan.
Dalam keterangan foto tersebut, terungkap kisah dari sutradara Ismail Basbeth yang mulanya belum terpikiran mengenai sosok yang akan memerankan SARA, akhirnya bertemu dengan Asha sehingga sukses menghidupkan karakter SARA dengan baik. Terlebih film ini mengisahkan tentang pencarian jati diri, sama seperti yang dialami oleh Asha.
"5 tahun yang lalu saat mulai menulis dan mengembangkan ide cerita SARA, kami tidak membayangkan akan bertemu dan bekerjasama dengan ASHA, tanpanya SARA tidak akan lahir seperti wujudnya yang sekarang," tulis Asha dikutip dari unggahan Instagram pribadinya, Rabu (23/8/2023).
Keterangan foto itu juga mengungkap bahwa proses kreatif dalam film ini melibatkan almarhumah Shinta Ratri, pendiri sekaligus pemimpin Pondok Pesantren (ponpes) Transpuan Al-Fatah Yogyakarta. Shinta juga dikenal sebagai aktivitas HAM dan pionir transgender muslim di Indonesia.
"Film ini kami persembahkan untuk ALM. Ibu ShintaRatri @shintaratri17 yang menemani riset dan menguji gagasan film ini sejak semula," tutupnya.
BACA JUGA:
Film ini mendalami konflik yang dihadapi oleh seorang waria dalam keluarga dan komunitasnya. Film yang juga dibintangi oleh dua aktris top Christine Hakim dan Jajang C Noer ini memperlihatkan bagaimana setiap anak manusia yang pergi jauh dari rumah untuk menemukan dirinya yang sejati seringkali ketika ia pulang kesejatian dirinya itu tidak dikenali oleh keluarganya. Lalu tercipta jarak baru dan rasa asing yang mengganggu. Padahal, selama anak masih lahir dari rahim ibunya, selama itu pula cerita keluarga tidak akan pernah usai.
(aln)