JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dinilai hadir di tengah komunitas film dengan solusi cerdas membangkitkan industri film melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Film.
Salah satunya film Jangka Kala yang berlatar kehidupan masyarakat pesisir pantai selatan di Kabupaten Malang yang menawan. Arfan Adhi Perdana selaku produser film tersebut mengungkapkan, PEN Film Kemenparekraf membawa dampak positif bagi industri perfilman.
Selain itu, ada efek domino yang sangat besar bagi pemulihan ekonomi nasional. Film ini mengambil lokasi syuting di tiga pantai yang ada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Ketiga pantai tersebut adalah Pantai Clungup, Pantai Tiga Warna, Dermaga Perahu Kondang Buntung, dan Pelabuhan Ikan Sendang Biru, Kabupaten Malang. Penduduk di sekitar lokasi syuting merasakan dampak ekonomi dari produksi film tersebut.
Selain itu, Arfan menilai dampak ekonomi lainnya dapat hadir dari sisi promosi pariwisata pantai-pantai tersebut melalui film. Bahkan, ia ingin melibatkan 50 kru filmnya ke lomba film tingkat nasional hingga internasional ke depan.
Selain mengajak masyarakat peduli lingkungan, potensi wisata di Kabupaten Malang juga dapat diperkenalkan. "Sebenarnya lokasi wisata ini sangat layak untuk dipromosikan ke dunia internasional, mungkin salah satunya dengan film ini," ungkapnya.
Film merupakan salah satu media promosi wisata yang potensial. Apalagi film Jangka Kala besutan sutradara Destian Rendra ini mengambil latar belakang kehidupan masyarakat pesisir Pantai Selatan yang masih mempercayai mitos.
Arfan dan teman-temannya tidak hanya ingin berkarya, namun juga ingin mengedukasi masyarakat tentang pelestarian lingkungan, termasuk konservasi penyu. Film ini bercerita tentang pasangan suami istri di pesisir Pantai Selatan Kabupaten Malang yang lama belum dikaruniai momongan.
Baca juga: Dipaksa Berimajinasi, Tantangan Dikta di Film Vidkill