CALIFORNIA – Siapa yang menyangka aktor komedian sekaliber Robin Williams bisa mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. 11 Agustus 2014, sang Genie di film Aladdin itu ditemukan tak bernyawa di kamar dalam rumahnya kawasan Paradise Cay, California, Amerika Serikat.
Baca Juga: Film Dokumenter Robin Williams Ceritakan Masa Muda Penuh Ketakutan
Kepolisian Sheriff County melaporkan dari hasil autopsi tidak ditemukan obat-obatan dari tubuh Robin Williams dan dinyatakan mati bunuh diri. Hasil autopsi menunjukkan jika Williams mengidap Lewy body dementia atau Dementia with Lewy Body (DLB).
Juru bicara sang aktor mengatakan, sebelum kematiannya, Williams menderita depresi berat. Namun istri Robin Williams, Susan Schneider meluruskan hal tersebut. Menurut penuturan Susan, depresi hanyalah penyebab kecil yang membuat suaminya bunuh diri.
“Bukan depresi yang membunuh Robin. Depresi, sebut saja salah satu dari dari 50 gejala. Dan itu hanya bagian kecil,” ujar Schneider pada November 2015 seperti dikutip dari The Guardian.
Schneider menuturkan jika penyakit DLB yang diderita Williams lah yang berperan penting dalam kematian sang aktor di usia 63 tahun. Penyakit itu mengganggu sistem saraf di otak bagian penyimpanan memori, menyebabkan halusinasi dan gangguan fungsi motorik.
DLB menyerang sang aktor setahun terakhir dan makin memburuk beberapa bulan sebelum kematiannya. Schneider mengatakan, ada kemungkinan penyakit itu lah yang membawa Williams mengakhiri hidupnya.
Sebelum didiagnosa DLB, Biography melaporkan pada Mei 2014, Robin Williams tercatat mengidap Parkinson, gangguan neurodegeneratif. Kala itu, dokter mengklaim memiliki obat yang bisa membantu Williams saat tubuhnya gemetar hebat dan ia mungkin bisa hidup 10 tahun ke depan.