JAKARTA - Gandhi Fernando, Celine Evangelista, dan Valerie Thomas akan membintangi film Penunggu Rumah: Buto Ijo yang diadaptasi dari legenda Timun Mas.
Di Bawah rumah produksi Creator Pictures dan SeruJuga Film Studio, Penunggu Rumah: Buto Ijo diproduseri oleh Gandhi Fernando dan Adnan Djani. Film ini menghadirkan pengalaman horor yang baru dengan menghadirkan sosok terkenal dari dongeng Timun Mas, yaitu Buto Ijo. Kali ini, Buto Ijo hadir dalam versi horor modern yang kelam dan berlatar tahun 2024.
"Dari dulu saya bercita-cita mengangkat dongeng-dongeng rakyat ke sebuah film layar lebar. Akhirnya kesampaian lewat adaptasi bebas Buto Ijo,” ujar Gandhi Fernando selaku produser.
Penunggu Rumah: Buto Ijo bercerita tentang Srini (Celine Evangelista), seorang janda dengan satu anak yang mulai dihantui oleh sosok raksasa menjelang ulang tahun anaknya yang ke-6. Dalam usaha mencari bantuan, Srini menghubungi Ali (Gandhi Fernando), mantan pacarnya yang merupakan content creator horor uji nyali.
Ali dan Lana (Valerie Thomas), adiknya yang terdesak kebutuhan ekonomi, setuju untuk membantu Srini. Situasi berubah menjadi kelam ketika sosok Buto Ijo mulai menampakkan diri di hadapan Ali. Perlahan teror demi teror muncul dan mulai menguak rahasia gelap di rumah tersebut.
Film ini disutradarai oleh Achmad Romie, yang sebelumnya merupakan co-director di film produksi Renee Pictures berjudul Mantan. Selain itu, Romie turut menjadi sutradara film omnibus Dongeng Mistis (segmen "Pocong"). Saat ini, Romie baru saja menyelesaikan film musikal keluarga berjudul Iyus Jenius.
Penunggu Rumah: Buto Ijo juga menampilkan Celine Evangelista sebagai Srini, Meryem Hasanah sebagai Tisya, Gandhi Fernando sebagai Ali, Valerie Thomas sebagai Lana, Adnan Djani sebagai Indra, dan Arie Dwi Andhika sebagai Riza. Film ini ditulis oleh Gandhi Fernando dan diproduseri bersama Adnan Djani.
Proses syuting telah rampung sejak 16 Juli 2024 dengan rencana rilis di bioskop pada tahun 2025 mendatang. Film ini menawarkan sesuatu yang berbeda dari teror hantu yang biasa hadir di film Indonesia pada umumnya. Buto Ijo yang awalnya hadir dalam kisah legenda dongeng Indonesia diinterpretasikan secara kreatif oleh Creator Pictures dan SeruJuga Film Studio dengan memberikan sentuhan elemen dua dimensi mencekam serta kombinasi kelamnya tren konten media sosial yang marak terjadi di masyarakat saat ini. Sebuah petaka yang berawal dari niat tulus tokoh utamanya untuk membantu lewat konten media sosial, namun justru menjadi awal petaka penuh adrenalin serta sajian horor dengan visual dan warna baru.
(aln)