"Dulu gua sempet hampir gantung gitar, waktu itu kerjaan gua cuma sebagai additional player di beberapa artis. Cuma enggak sering dipanggil. Terus main di kafe. Akhirnya gua memutuskan untuk solo karier tapi juga main kafe ke kafe," ujar Rendy.
Pada masa itu Rendy mengaku sempat mendapat bayaran yang nilainya jauh berbeda dari saat namanya sudah sebesar sekarang.
"Sempet manggung, satu kali manggung 4 jam harus nyanyi dengan bayaran 400 ribu, itu di 2014," ungkapnya.
Setelah itu , dengan merintis dari panggung kafe ke kafe, nama Rendy Pandugo pun mulai meroket dan dilirik oleh label.
Mengenai tentang harapan ke depan bagi musik Indonesia, Rendy menjelaskan bahwa musik Indonesia harus bisa melebihi musik internasional.
"Saya berharap musik Indonesia enggak cuma di Indonesia aja tapi juga dikenal lebih luas lagi, di Asia, Eropa, dan dunia. Gua harap sih bisa ngalahin K-Pop," tutupnya.
(ltb)