Alasan lain, kata dia, rasa khawatir akan ada penyalahguna narkoba, minum-minuman keras, dan lainnya. Sebab, dalam konser itu bukan budaya daerah yang dibawa, tapi budaya keras yang didatangkan dari negara barat.
"Kenapa tidak ngundang syeh yang jelas-jelas lebih bermanfaat bagi masyarakat, dari pada konser dari barat. Intinya, kita menolak digelar konser di Candi Prambanan," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya meminta agar konser tersebut dibatalkan. Marwan ditemui pihak keamanan dan bagian humas PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Tak hanya itu, perwakilan dari penyelengara juga hadir dalam kesempatan klarifikasi ini.
"Pihak EO (Event Organizer,red) bilang semua perijinan sudah komplit dari bawah, RT, RW, Lurah hingga pusat di Jakarta sudah ada. Kenapa tidak meminta tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, karena kami di masyarakat yang terkena langsung dampaknya," jelasnya.
Begitu juga dengan perwakilan dari TWC. Meski sudah didengar langsung keinginan dari Kokam, namun Humas PT TWC Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Dewi Krisnawati akan menyampaikan langsung ke pimpinannya. Pihaknya hanya sekedar menerima perwakilan warga masyarakat.