Aktris muda, Kawai Labiba tengah mencuri perhatian lewat debut horornya di film Kitab Sijjin & Illiyyin. Meski baru pertama kali terjun ke genre ini, Kawai menunjukkan totalitas yang luar biasa, bahkan sampai terbawa emosi adegan hingga tangannya kebas dan sulit bernapas.
Dalam proses syuting yang intens, Kawai merasa sangat terbantu oleh dukungan para pemain senior dan tim di lokasi.
"Syukurlah pemain senior di sini pada terbuka semua, terbuka dalam berdiskusi, terbuka dalam berkomunikasi. Jadi environment-nya itu juga sangat nyaman bagiku untuk belajar banyak sama mereka," ujarnya ketika media visit ke kantor Okezone di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Kamis (17/7/2025).
Salah satu pelajaran penting yang ia dapatkan adalah bagaimana menjaga energi saat bermain di film horor, yang menurutnya sangat menguras fisik dan emosi.
""Aku banyak belajar cara untuk menyimpan energi, karena kan ini film horror, harus lebih intense, lebih cape, dan emosi yang keluar juga lebih banyak," ungkapnya.
Namun, pengalaman paling berkesan sekaligus menegangkan terjadi saat ia menjalani salah satu scene klimaks. Adegan tersebut membuatnya terlalu larut dalam emosi, hingga tubuhnya sulit mengatur nafas.
"Ada satu scene, itu udah klimaks, di situ emosinya tinggi banget, sampe di cut, aku belum bisa lepas dari situ. Aku gak bisa nafas, Ka Yunita juga pegang tanganku udah kebas juga," ceritanya.
Lanjutnya, ketika menghadapi kondisi tersebut, Kawai langsung sigap dibantu oleh sang sutradara, Hadrah Daeng Ratu dan para pemain lain. "Akhirnya Bu Hadrah langsung datang ke lokasi, Ka Dinda juga, aku disuruh lihatin jari aku, terus disuruh pegang lantai. Aku dibilangin 'balik sini balik, itu Tika, balik dulu yuk'. Aku disuruh sadar, grounding lagi gitu," sambungnya.
Momen tersebut ternyata menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Kawai. Menurutnya, bermain film horor bukan hanya soal akting, tapi juga kemampuan mengelola diri dan menjaga batas antara karakter dan kehidupan nyata.
"Itu sih salah satu yang aku pelajari, sampai ga sadar, karena aku terlalu intense. Aku perlu waktu yang bener-bener lama untuk bisa biasa lagi nafasnya," tandasnya.
(kha)