Paul dipanggil ke rumah sakit secara mendadak, sementara Lucy dan Jordan pulang lebih dulu. Sesampainya di rumah, mereka diserang oleh tiga penjahat bersenjata yang masuk ke rumah. Lucy terbunuh, sementara Jordan tertembak dan koma.
Kecewa dengan lambannya kemajuan penyelidikan polisi, Paul mempertimbangkan untuk membeli senjata api. Ketika seorang anggota geng dirawat di rumah sakit dan pistolnya jatuh, Paul diam-diam mengambil senjata itu dan mulai berlatih menembak. Tidak lama kemudian, Paul menggunakan pistol tersebut untuk menggagalkan percobaan pembajakan mobil, yang rekamannya menjadi viral dan membuat Paul dijuluki "Grim Reaper."
Paul semakin terlibat dalam aksi main hakim sendiri, termasuk membunuh seorang pengedar narkoba bernama "Ice Cream Man" di siang bolong. Tindakan Paul memicu perdebatan publik, dengan sebagian mendukungnya sebagai pahlawan, sementara yang lain mengutuk kekerasan yang ia lakukan.
Di rumah sakit, Paul mengenali Miguel, pelaku pembobolan rumahnya, yang memakai jam tangan curian milik Paul. Dari ponsel Miguel, Paul menemukan petunjuk ke toko minuman keras yang digunakan untuk menjual barang curian. Pemilik toko, Ponytail, mengenali Paul dan memanggil seorang penjahat lain, Fish. Fish secara tidak sengaja membunuh Ponytail saat mencoba menembak Paul.
Paul berhasil mendapatkan identitas salah satu pelaku lainnya, Joe. Setelah menangkap Joe di sebuah bengkel mobil, Paul menyiksanya hingga Joe mengungkapkan bahwa Knox, pemimpin kelompok tersebut, adalah pembunuh Lucy. Paul membunuh Joe dan Knox kemudian menghubungi Paul untuk menantangnya bertemu di klub malam.
Di klub, mereka saling menembak dan melukai satu sama lain, tetapi Paul berhasil melarikan diri. Knox memberikan deskripsi fisik Paul kepada polisi.