JAKARTA - Inul Daratista akhirnya bisa bertemu dengan Menko Perekonomian dan membahas soal wacana terkait kenaikan pajak hiburan menjadi 40-75 persen. Sebagai seorang pelaku industri jasa hiburan, wanita 45 tahun ini mengaku jika wacana tersebut akan sangat memberatkannya jika benar-benar terealisasi.
Bukan cuma berat, Inul juga mengatakan kalau kenaikan pajak hiburan ini akan membuat usahanya berpotensi ditutup. Hal itu jelas akan membuat adanya PHK besar-besaran yang tentunya bisa merugikan karyawan yang bekerja di industri jasa hiburan miliknya.
"Bukan memberatkan lagi, tapi saya rasa bisa membuat usaha saya tutup, dan efek tutupnya ini akan banyak karyawan saya yang kena PHK," ujar Inul Daratista saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2024.
Istri Adam Suseno ini mengatakan bahwa sampai saat ini, ia memiliki kurang lebih 5000 orang karyawan. Namun, munculnya wacana kenaikan pajak hiburan, tentunya akan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya PHK.
Inul Daratista ungkap dampak yang didapatkan karyawan dan musisi jika bisnis karaokenya tutup (Foto: Selvianus/MPI)
"Ini dapat menghabisi semua karyawan dan karaoke bisa tutup. Karyawan kira-kira 5000 plus tanggungan keluarga bisa 20-25 ribu orang. Itu dari saya sendiri belum dari Happy Puppy, Diva, Masterpiece yang juga punya karyawan," lanjutnya.
Selain itu, dampak kenaikan pajak hiburan juga tidak hanya berdampak pada karyawan, melainkan bagi industri musik Indonesia. Pasalnya, pelantun Buaya Buntung ini kerap menyetor sebesar Rp22 miliar untuk LMKN dari bisnis karaoke miliknya.
Artinya, jika bisnisnya tutup, maka para musisi tidak akan lagi mendapatkan royalti dari usahanya.