Meski sebelumnya penyebab kematian Perry disebut karena tenggelam, penyakit arteri koroner, dan efek opioid, buprenorfin, namun kantor medis tersebut memastikan bahwa kematiannya terutama disebabkan oleh “efek akut ketamin”.
Ketamine adalah obat bius kuat yang semakin populer sebagai terapi alternatif untuk depresi, kecemasan, gangguan stres pasca trauma, dan masalah kesehatan mental lain yang sulit diobati. Namun, obat ini juga kerap digunakan sebagai penenang.
Laporan otopsi mengatakan bahwa Perry telah menjalani terapi infus ketamin, yaitu sekitar satu setengah minggu sebelum dia meninggal.
Dalam laporan otopsi tersebut juga disebutkan bahwa terdapat tingkat ketamin yang tinggi yang ditemukan dalam spesimen darah postmortem Perry.
“Efek mematikan utama akan disebabkan oleh stimulasi berlebihan pada kardiovaskular dan depresi pernafasan,” tulis laporan otopsi tersebut dilansir The New York Times, Sabtu, (16/12/2023)