"Tapi kalau misalkan long run kaya lari diatas 15 kilometer, itu mungkin akan terasa di 30 meter pertama tapi abis itu bakal turun, nah butuh sesuatu yang buat gue larinya bisa stabil sampe gue baru pasang lagu itu di ending, itu lah gue denger khotbah," jelasnya.
Setelah itu ketika mulai mendekati garis finish, baru lah Daniel mendengarkan musik yang sangat kencang untuk memacu adrenalinnya agar bersemangat sampai menuntaskan maratonnya.
"Gue di awal kaya denger khotbah bikin lari gua stabil, dan kira-kira setengah jam kan khotbahnya, setelah itu baru di 5 menit terakhir gua dengerin musik kenceng banget," pungkasnya.
Daniel mengungkap jika dirinya telah mengikuti lari maraton di beberapa kota di luar negeri seperti Berlin, Chicago, Tokyo dan New York. Di tahun depan, Daniel Mananta berencana mengikuti maraton di London dan Boston.
(jjs)