Tak berhenti disitu, sang guru juga menyebut bahwa setiap murid akan diberikan kesempatan mencurahkan isi hati dengan sejujur-jujurnya.
Bahkan, jika dirasa tak perlu, guru-guru disana enggan menceritakan curhatan murid kepada orangtuanya termasuk urusan sesksualitas.
"(Guru itu melanjutkan) Justru kita seharusnya membebaskan mereka dengan pilihannya mereka, kita tidak pernah akan bilang apakah pilihan mereka benar atau salah," kata Daniel menirukan perkataan guru tersebut.
"Tapi kita akan selalu membebaskan mereka supaya mereka bisa eksplor feeling mereka lebih jauh lagi, dan apapun yang dibicarakan oleh mereka tidak akan pernah kita bicarakan ke orangtua murid'," sambungnya.
Setelah mendengar pengakuan sang guru, Daniel akhirnya mengurungkan niat untuk mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut. Dia tak ingin, sang buah hati mengalami penyimpangan seksual karena bersekolah di sana.
"Akhirnya saya nggak pernah ajak anak saya ke sekolah itu lagi," tegasnya.
(ltb)