Emosi penonton pun diaduk. Audiens dikondisikan memikirkan banyak hal sebelum membuat penilaian akhir terhadap para tokoh. Force Majeure dengan naskahnya yang kuat mengikat penonton sejak menit awal.
Pasalnya, hari pertama liburan, semua asyik. Hari kedua, semua yang indah berubah jadi buram lalu runyam. Force Majeure mengajari kita, rencana liburan memang selalu indah. Eksekusinya belum tentu. Ada faktor eksternal (yang biasanya) di luar kendali kita.
Bahkan saat liburan sifat asli seseorang biasanya tampak. Ada ego. Harapan. Kemampuan mengadjust kondisi yang tak sesuai rencana dan sebagainya. Semua ini tergambar gamblang dengan ending elegan.
(aln)