JAKARTA – Setelah melanglang buana dan mendapat penghargaan tertinggi di Locarno Film Festival, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin akhirnya akan pulang ke Indonesia. Dengan segala topik soal kejantanan dan cinta, film ini mampu membawa angin segar bagi industri perfilman Indonesia.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah film adaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Eka Kurniawan. Mengambil latar di akhir tahun 80-an, film ini berkisah tentang kehidupan Ajo Kawir, seorang jagoan asal Bojongsoang yang dikenal suka cari gara-gara.
Baca Juga:
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Film Comeback Ratu Felisha

Bagi Ajo, pertarungan adalah satu-satunya hal yang bisa membuatnya merasa hidup; ia akan mencari alasan apapun agar bisa menghajar, dan dihajar, orang lain. Prinsip Ajo yang unik ini rupanya lahir dari kekurangannya yang membuatnya tak bisa menciptakan hidup; ia impoten.
Suatu hari, ketika sedang mencari orang untuk dipukuli, Ajo bertemu dengan sesosok petarung perempuan bernama Iteung. Berhasil saling pukul sampai babak-belur, pertarungan mereka berdua malah menanamkan benih cinta di. Dan, karena kesamaan hobi dan prinsip, Ajo dan Iteung pun akhirnya menikah.
Berangkat dari kehidupan yang pas-pasan dan penuh kekerasan, kehidupan Ajo dan Iteung pun tak berjalan dengan mulus. Impotensi Ajo lama-kelamaan menimbulkan rasa bosan dalam diri Iteung, yang membuat keluarga kecil ini harus terbelah dua karena sebuah tragedi.
Paruh akhir film pun dipenuhi dengan adegan penyembuhan jiwa Ajo dan Iteung, di mana Iteung harus berkelana demi membalaskan dendam orang-orang terdekatnya, dan Ajo harus pergi jauh dari rumah supaya bisa kembali menumbuhkan rasa rindu pada Iteung.
Memiliki plot yang sederhana namun berkelok, Edwin mengutarakan bahwa Ia ingin menampilkan kisah Ajo dan Iteung yang sesederhana mungkin; berbeda dari bukunya yang penuh plot melompat-lompat.
“Saya merasa nggak harus setia dengan bukunya, yang penting menjaga energi yang dibawa,” ungkapnya di press screening Seperti Dendam yang digelar Rabu, (17/11/2021), “ada perubahan struktur cerita sedikit dari novel ke film, karena di novel ceritanya lompat-lompat.”