JAKARTA - Band Seventeen menghadirkan film dokumenter bertajuk Kemarin. Film pada awalnya merupakan film dokumenter perjalanan karier band Seventeen.
Penggarapan film ini pun sempat ditunda ketika Seventeen harus menghadapi musibah ditejang tsunami Selat Sunda ketika manggung di Pantai Anyer. Tiga personel Seventeen pun meninggal, menyisakan sang vokalis, Ifan.
Sempat tak ada niat melanjutkan film tersebut, Ifan akhirnya meneruskan cita-cita sang sahabat ketika kamera yang merekam kejadiaan nahas itu ditemukan. Film dokumenter Kemarin pun akhirnya harus menceritakan bagaimana band Seventeen berjalan hingga kemudian dipisahkan oleh maut.
Baca Juga:
Lewat Mimpi, Ifan 'Seventeen' Masih Sering Didatangi Dylan Sahara
"Setelah menemukan kamera Andi itu gue memutuskan untuk melanjutkan pembuatan dokumenter Seventeen," ujar CEO Mahakarya Pictures, Dendi Reynando.
Film Kemarin disutradarai oleh Ipie Guava. Butuh waktu 14 bulan untuk proses produksi. Termasuk perjalanan Ifan ketika harus merelakan para sahabatnya menjadi korban tsunami Selat Sunda.
"Proses produksi ini memakan waktu 14 bulan. Dimulai dari menonton semua footage yang berjumlah 55 jam. Memilih angle cerita paling tepat yang akan disampaikan. Lalu kita memproduksi ulang adegan tsunami selama 2 hari. Nah ini melibatkan puluhan extras dan membuat ombak tsunami, kemudian di touch up dengan CGI," kata sutradara, Upie Guava.