Tapi ketika menjadi pengemis dan gelandangan pun mereka akan didenda. Bila tak mampu membayar denda itu maka mereka dianggap memiliki utang pada Negara dan harus membayarnya dengan cara apapun, dicicil atau dikridit dengan bunga tinggi.
Dalam keadaan itu, muncul Partai Pengemis Nasional, yang beranggotakan seluruh orang miskin. Partai ini kemudian menyelenggarakan kongres besar dengan mengundang seluruh pengemis dan orang-orang miskin. Kongres memutuskan agar semua orang harus ikut membayar utang. Dan dibentuk petugas "Pemburu Utang" yang bertugas menyita apapun barang berharga yang masih tersisa.
Sebenarnya, di antara pengemis dan orang-orang miskin itu ada banyak orang kaya dan berduit. Namun agar kekayaan mereka tak diambil "Pemburu Utang" maka orang-orang kaya itu memilih pura-pura miskin. Setiap orang menjadi pingin terlihat paling miskin dan menderita. Masing-masing selalu menceritakan seluruh penderitaan dan kesusahannya. Semakin terlihat menderita dan susah, mereka malah terlihat makin hebat.