Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Diproduseri Happy Salma, Kemendikbudristek Rilis 10 Episode Drama Audio Misteri Nusantara

Alan Pamungkas , Jurnalis-Jum'at, 03 November 2023 |03:30 WIB
Diproduseri Happy Salma, Kemendikbudristek Rilis 10 Episode Drama Audio Misteri Nusantara
Sandiwara Sastra (foto: ist)
A
A
A

JAKARTA - Sandiwara Sastra yang merupakan sebuah siniar (podcast) program unggulan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mendapat penghargaan dari Podcast Awards 2021 untuk kategori drama audio. Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media, kembali merilis 10 episode drama audio sebagai Sandiwara Sastra Musim Kedua bertema ‘Misteri Nusantara’, di kantor Kemendikbudristek.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada kesempatan ini mengapresiasi peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua. Menurutnya, konten-konten di dalam siniar ini dapat digunakan oleh orang tua dan juga guru dalam menceritakan kembali cerita-cerita rakyat Nusantara.

Lewat Sandiwara Sastra, Kemendikbudristek Rilis 10 Episode Drama Audio Misteri Nusantara

“Saya sangat mengapresiasi semua tim yang tidak hanya terus membuat karya baru, tetapi juga mencari cara-cara baru dalam berkarya. Dengan mengalihwahanakan sastra ke dalam audio, Sandiwara Sastra tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki unsur edukatif yang bisa digunakan oleh orang tua atau guru untuk memperkenalkan cerita-cerita rakyat Nusantara kepada anak-anak dan murid-murid kita,” ucap Mendikbud Ristek pada peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua.

Selaras dengan hal tersebut, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, mengatakan bahwa saat ini, sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter bangsa. Untuk itu, kata Mahendra, Kemendikbud Ristek memiliki misi pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter salah satunya melalui peningkatan literasi dan program sandiwara sastra adalah bagian dari misi tersebut.

“Sandiwara Sastra bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi. Lebih dari itu, Sandiwara Sastra adalah sebuah upaya untuk mengangkat literasi. Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan,” ujar Mahendra pada konferensi pers peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua.

Mahendra menambahkan, Sandiwara Sastra Musim Kedua ini diharapkan dapat memberikan warna pada ruang media baru serta lebih mendekatkan sastra kepada masyarakat. “Di samping itu, upaya ini juga sebagai gerakan untuk menambah kecintaan sastra di kalangan generasi muda,” ucap Mahendra.

Disutradarai oleh Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga, Sandiwara Sastra Musim Kedua merupakan alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam media audio yang berangkat dari cerita rakyat (folklore), urban legend, maupun cerita pendek di wilayah Nusantara. Sepuluh episode cerita tersebut ditulis oleh sastrawan kenamaan Indonesia dari Papua hingga Aceh, yaitu Aprila R. Wayar, Kurnia Effendi, Putu Wijaya, Mario F. Lawi, Faisal Oddang dan Feby Indirani, Risa Saraswati, Ilya Sigma dan Priesnanda Dwisatria, Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim, Guntur Alam, serta Azhari Aiyub.

Joned Suryatmoko menyampaikan penyutradaraan pada setiap episode juga berbeda-beda mempertimbangkan nilai lokalitas yang disampaikan para penulis. “Sudut pandang yang beragam ini semoga memberi para pendengar pengalaman baru atas cerita misteri di Nusantara. Sebagai misteri pada setiap episode di musim ini juga menawarkan paradoks. Mereka terlihat berkabut dan samar. Tapi begitu masuk ke dalam ceritanya, kita justru melihat nilai-nilai baru yang selama ini terlihat gelap dari karakter manusia jejadian, hantu, gedung tua, hingga kesaktian turun-temurun,” ungkapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement