JAKARTA – Penyakit mental semakin mengintai individu tak terkecuali para selebriti. Tekanan berat yang dihadapkan oleh para publik figur disebut-sebut sebagai faktor utama penyakit mental mengintai mereka.
Belum lama ini, seorang selebriti asal Korea Selatan, Sulli menyudahi hidupnya dengan cara gantung diri pada 14 Oktober 2019. Bully-an dari para netizen pun disebut sebagai alasan Sulli untuk menghabisi nyawanya sendiri di apartemen tempat tinggalnya.
Psikolog Tika Bisono menilai tekanan yang dihadapi oleh seorang artis jauh lebih besar. Di mana mereka harus dituntut tampil sempurna di hadapan para penggemarnya.
“Pressure itu besar ketika kita berbuat salah, enggak bisa dipahami kayak orang lain. Tuntutan masyarakat terhadap publik figur itu ekspektasinya sempurna,” ujar Tika Bisono dihubungi Okezone melalui sambungan telepon, Jumat 18 Oktober 2019.
Baca juga: Gabung ke Youtube, Marshanda Ikut Libatkan Putri Semata Wayangnya
Ia menambahkan, untuk menjadi seorang publik figur ada beberapa hal yang harus dipelajari. Selain bakat yang harus terus diasah, publik figur juga harus belajar tentang pengendalian diri yang dapat menunjang dalam karier mereka.
“Kalau jadi publik figur harus ada yang dipelajari seperti branding. Selain itu belajar juga tentang pengendalian stres, belajar tentang pergeseran individu yang biasa saja loncatannya menjadi super terkenal. Hal tersebut dapat mereka dapatkan dengan berkunjung ke psikolog,” lanjut wanita yang juga berprofesi sebagai penyanyi tersebut.
Wanita 59 tahun ini juga menilai, tingkat depresi publik figur di era sekarang lebih besar. Hal tersebut berkaitan dengan proses mereka hingga terkenal di kalangan masyarakat.
“Sekarang itu kenapa mental illnes lebih brutal dan penuh risiko yang enggka bisa diatasi karena proses instanisasi seorang publik figur lebih tinggi dibanding dulu. Sekarang itu kan siapa yang dilike banyak di sosmed, dia populer. Kalau instan yang seperti itu jadi cepet tergantikan sebelum faktor dia populer itu mengikat,” sambungnya.