"Tipologi pesantren itu beda-beda. Ada pesantren yang ketat dan sama sekali tidak melihat perempuan. Ada pesantren relatif modern itu biasanya sekolah terpisah tapi kan kadang-kadang kegiatan bisa bersama, tapi tetap dijaga bercampurnya lelaki dan perempuan. Ada pesantren yang juga sekolahnya bareng laki-laki dan perempuan," jelas ulama 44 tahun tersebut saat dihubungi oleh Okezone melalui sambungan telepon, Kamis (19/9/2019)
Terkait sebuah adegan yang menjadi sorotan masyarakat yakni dua santriwati masuk ke dalam gereja untuk mengantarkan tumpeng, Cholil menyatakan sebenarnya pesantren tidak diberi akses untuk interaksi dengan lain agama.
"Kalau konteksnya seperti apa, kan kita enggak tahu kasih tumpeng itu karena apa itukan dilihat dari kontur masalahnya. Kita tidak bisa menilai itu seperti apa, bisa jadi memberi tumpeng karena ada apa," tutup Cholil.
(sus)