"Ketika kami premier film di Korea, di London, setelah pemutaran perdana di Los Angeles, kami mulai melihat bagaimana dunia akan menerimanya," paparnya.
"Kami tahu bahwa banyak orang kulit hitam sangat tertarik dengan film ini. Tapi saya pikir ketika kami mulai melihat respons di luar negeri, saat itulah saya mulai merasa, 'Oh, wow, ini adalah kesuksesan besar,’" lanjutnya.
Dia mengungkapkan, di awal minggu peluncuran, film ini berhasil meraup pendapatan hingga USD646 juta atau sekira Rp8,9 triliun di seluruh dunia. Jumlah ini tentunya sangat besar, megingat Black Panther bukanlah film andalan Marvel.
Atas pendapatan inilah, Chadwick mulai melihat jika industri tidak bisa lagi memandang remeh film dengan karakter utama Afro-Amerika.
"Jadi saya pikir, ini berarti sesuatu di mana-mana di dunia. Saya tahu pada titik itu sebenarnya bisa mengubah bagaimana studio menanggapi film kami. Anda tidak bisa lagi mengatakan secara definitif, 'Film hitam tidak berfungsi (di luar Amerika Serikat)," tegasnya.