"Kita kasih judul magical love story biar kena ke hati. Ada momen meteor, kunang-kunang, kabut dan yang biasa enggak ketangkep mata. Kita 80 persen dibantu CGI untuk membuat meteor dan kunang-kunang untuk lebih romantis," ujar Daniel di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan pada Kamis (11/2/2018).
Ia menambahkan bahwa ide cerita yang dibawa oleh MNC Pictures membuat dirinya mendapatkan tantangan. Ia diuji untuk memvisualisasikan CGI yang awam digunakan untik film laga ke kisah romansa.
"Sebegai sutradara yang ditantang dengan ide umum harus bisa memvisualisasikan dan mingkin biasa CGI di film action tapi kita coba di romance. Ada momen yang enggak bisa ditampilkan di real life jadi dibantu CGI," jelasnya.
Untuk menampilkan keindahan malam hari, ia memilih menggunakan teknik Day for Night demi mendapatkan detail pemandangan. Tak sekadar itu saja, pemandanagan juga akan menjadi gambaran perasaan tokoh yang berubah-ubah.
"(Kita pakai) teknis Day for Night kita syutying siang buat malam hari karena kita kalau malam bakal susah dapet detail gunung (atau) pohon lalu kita jadikan malam di post production. Konsepnya setiap set tidak hanya realita indah tapi juga langit yang menyesuaikan perasaan tokoh," jelas Daniel.