Mohamad Ariansah selaku kurator Festival Film Bulanan mengungkapkan, kedua film terpilih tersebut berusaha menampilkan persoalan yang identik dengan lokalitas masing-masing. Film Balalek menyampaikan gagasan tentang persoalan ekologi dan konflik antargenerasi.
Sementara film Rindu Tenggelam menyajikan visualisasi potret keluarga nelayan yang merindukan kehadiran sosok Bapak yang tidak pernah kembali dari melaut.
Pencapaian tersebut tentu bukan ujung dari perjuangan, melainkan langkah awal yang baik bagi para sineas daerah untuk terus berproses, meningkatkan kualitas karya, dan menjadi bagian dari pertumbuhan sektor ekonomi kreatif, khususnya subsektor film.
Sandiaga Uno mengimbau para sineas agar jangan berhenti belajar, berkreasi, dan selalu mengupgrade kemampuan diri. Damas Cendekia, kurator Festival Film Bulanan juga menyarankan, para sineas untuk mengembangkan ide cerita menjadi sesuatu yang memiliki kedalaman makna.
“Misalnya, ketika teman-teman mengangkat sebuah tradisi/budaya suatu daerah. Itu bisa digali dan dikembangkan lagi narasinya, jadi tidak sekadar menunjukkan budayanya saja, tapi ada alasan atau urgensi tentang kenapa budaya itu harus dipertahankan,” tutur Damas.
Lalu untuk sineas yang berada di wilayah Sabang, Aceh, Riau, Sumatera, dan Bangka Belitung, Sandiaga Uno berpesan agar segera mempersiapkan diri karena pendaftaran untuk lokus 3 akan segera dibuka pada 2 Oktober 2022.
Informasi selengkap tentang Festival Film Bulanan bisa didapatkan melalui akun media sosial dan situs www.festivalfilmbulanan.com.*
BACA JUGA: Jualan Baju Online Sering Tak Laku, Pinkan Mambo: Sakitnya Tuh di Sini
(SIS)