Sebagai hasil dari kerja kerasnya dalam bidang sulap dan paranormal, akhirnya tahun 1999 Limbad pun mampu membangun rumah di Tegal.
Dengan memiliki rumah sendiri, ia mengaku sangat berbahagia. “Setelah memiliki rumah sendiri, terasa makin banyak keberkahannya. Job selalu ada, baik job sulap maupun job paranormal. Orang panggil saya bisa sebagai pesulap, bisa juga sebagai paranormal. Ada panggilan job di TMII, saya dan anak istri pun berangkat. Begitu seterusnya,” terangnya lagi.
Saat ini dirinya dikenal sebagai seorang pesulap Indonesia yang mengawali debutnya sejak duduk di bangku SMA. Popularitasnya semakin menanjak tatkala ia dinobatkan sebagai Master Magician dalam acara The Master yang ditayangkan oleh stasiun RCTI.
Di setiap penampilannya, Limbad konsisten dengan alirannya, faqir magic, sebuah aliran yang selalu menampilkan adegan-adegan yang berbahaya dan memancing ketegangan.
Awal sebutan master Limbad dimulai dari keikutsertaannya dalam ajang pencarian bakat di RCTI di tahun 2009.
Dikisahkannya, kala itu stasiun TV tersebut menggelar pencarian bakat tanpa mantra. Limbad pun seketika tertarik dan berangkat ke Jakarta bersama sang istri. Sebagai modal mengikuti ajang ini, Limbad hanya membawa sebuah rantai.
“Dalam aksi saya kan lebih suka kekerasan seperti potong leher lah, apa lah. Saya belajar trik sulap ini dari kelas 4 SD. Dulu saya sering diajak oleh Pak Elang Sukarta. Saya belajar dari dia, dan dia selalu memakai saya untuk peragaan. Setelah lulus sekolah, saya kembangin sendiri trik sulapnya sampai kemudian menjadi mahir,” ujarnya
Sesaat setelah daftar sebagai peserta, tim juri yang terdiri dari Romy Rafael, Deddy Corbuzier, dan lainnya merasa kaget dengan yang dibawa oleh Limbad.
Limbad sendiri awalnya merasa tidak percaya diri, karena pesertanya sangat banyak dengan peralatan yang lebih canggih.
“Alat-alat mereka canggih semua, semenara saya hanya rantai. Tapi bismillah saja, saya praktekkan di depan mereka, tubuh saya dililit oleh rantai tersebut, digembok pula, dalam sekejap saya bisa hancurkan rantai itu. Mereka pada kaget.”
Namun yang menjadi masalah adalah, Limbad memiliki masalah pada kamera. Ia selalu demam kamera. Setiap kali akan di-shoot, Limbad selalu tak bisa bicara. Padahal yang harus diucapkannya tidaklah banyak, hanya nama, tanggal lahir, dan data lainnya.
“Saya diambil gambar sampai 50 kali, tapi saya selalu tak bisa bicara. Master Deddy bilang sudahlah tidak usah ambil saya, karena masih banyak peserta lain yang bagus dan bisa bicara di depan kamera,"ucapnya.
"Tapi kata yang lain jangan, katanya, bakat saya bagus, sayang kalau dibuang begitu saja. Akhirnya, saya diciptakan dengan karakter tidak usaha berbicara. Sehingga orang kenal saya memang tidak bisa bicara,” kisahnya lagi.