JAKARTA - Menerjemahkan bahasa sastra Pramoedya Ananta Toer ke medium audio visual bukan pekerjaan mudah. Mungkin ini alasan kenapa karya-karya Pram tetap tak terjamah meski sudah tercipta puluhan tahun silam.
Tak hanya itu, penolakan pihak keluarga pun disebut-sebut menjadi alasan kenapa karya Pram tak kunjung diadaptasi ke layar lebar. Angga Okta Rahman mengungkapkan, penolakan itu dilakukan keluarga atas 'wasiat' sang kakek.
Baca juga: Dari Balik Penjara, Pramoedya Ananta Toer Tetap Berkarya
“Pram memang agak keras ya. Berkali-kali bilang sama keluarga, beliau enggak mau karyanya difilmkan oleh bangsa asing atau luar. Dia mau karya-karyanya difilmkan oleh orang Indonesia. Itu yang kami pegang selama ini,” kata Angga.
Awalnya, Falcon Pictures hanya mengincar satu novel untuk difilmkan. Namun tak disangka, pihak keluarga justru menawarkan Bumi Manusia dan Perburuan untuk diadaptasi ke dalam film. Dua karya itu merupakan dua karya besar Pram yang ditulisnya saat mendekam di balik jeruji besi.
“Terus terang, tawaran (pihak keluarga) itu membuat kami merinding. Mereka bilang, ‘Mau enggak produksi Bumi Manusia dan Perburuan?’” kata Produser Falcon Pictures, Frederica.
Baca juga: Polo Beberkan Kondisi Nunung Srimulat setelah 3 Minggu Ditahan
Falcon Pictures kemudian memercayakan skrip Bumi Manusia kepada sutradara Hanung Bramantyo. Sementara Perburuan jatuh kepada Richard Oh. Strategi unik pun dijalankan Falcon Pictures untuk memasarkan kedua film tersebut. Mereka merilisnya bersamaan.