Dalam kesempatan yang sama, Haries Genta turut menjelaskan penyebab Master Limbad mengalami hipotermia usai melakukan sulap ekstrem. Bukan karena tidak siap melakukan aksi, melainkan akibat faktor cuaca.
"Waktu di Papua itu cuacanya panas, jadi beda. Pas di Surabaya kebetulan hujan, jadi mungkin di badan lebih terasa. Hawanya benar-benar enggak ada panas sama sekali waktu itu," jelasnya.
Namun selain faktor cuaca, penambahan durasi Master Limbad untuk direndam dalam es disebut Haries Genta jauh lebih berpengaruh. Sejak persiapan awal, Limbad memang hanya akan melakukan aksi sulap ekstrem itu selama 12 jam.
"Sebenarnya aksi pertama ini dilakuin di Papua, Kaimana waktu itu, dengan durasi 12 jam. Tapi dia men-challenge dirinya sendiri jadi 15 jam. Waktu di Papua sebenarnya juga sempat lemas kedinginan, apalagi ditambahin waktunya. Jadi memang enggak terbiasa," tutup Haries.
(aln)