JAKARTA - Penyanyi religi Maher Zain menarik perhatian publik ketika dirinya dan label yang menaunginya, Awakening Music, disomasi oleh PT Digital Network Aesthetic (DNA). Perusahaan itu pun menjelaskan kronologi di balik somasi yang mereka layangkan.
Semua bermula pada 7 Februari 2023, ketika Awakening Music meminta Maher Zain untuk tampil dalam perayaan 100 Tahun Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur.
DNA selaku rekan produksi di Indonesia akhirnya memberikan bantuan dengan berkoordinasi ke beberapa pihak diantaranya panitia NU, ketua PBNU, pimpinan NU lainnya, hingga pihak stasiun televisi.
“Setiap tahun, kami memikirkan bagaimana cara agar nama Maher Zain terus naik,” ungkap CEO DNA, Rina Novita dalam konferensi pers yang digelar di Tebet, Jakarta Selatan, pada 1 Juli 2025.
Menjelang acara, Awakening Music disinyalir membatalkan sepihak kedatangan Maher Zain. Penyanyi asal Swedia berdarah Lebanon tersebut disebut-sebut tak bisa hadir karena sedang sakit.
Namun Rina Novita mengklaim, pihak Awakening Music tidak menyertakan bukti foto maupun video ketika mengutarakan alasan itu. Namun saat DNA menyoroti kegiatan Maher melalui media sosial, mereka menemukan kejanggalan pada 8 Februari 2023.
Maher Zain tiba-tiba muncul melalui sebuah unggahan dan tampak sibuk membantu korban gempa di Turki. Unggahan tersebut bahkan menampilkan kondisi Maher Zain yang tampak baik-baik saja.
“Maher Zain muncul di media sosialnya dengan sehat. Karena itu, semua ngamuk sama saya. Saya sampai dituduh ambil DP, sakit hati banget,” ujar Rina Novita menambahkan.
Untuk mengembalikan kepercayaan publik, DNA berupaya menggelar konser Maher Zain pada Agustus 2024. Sayangnya, mereka kembali gagal mendatangkan sang penyanyi untuk kedua kalinya.
Imbasnya, investor dan EO dianggap tidak profesional. Sementara itu, Awakening Music tak kunjung memberikan jadwal pasti konser Maher Zain. DNA juga mengaku telah berusaha menghubungi pihak label dan meminta mereka untuk bertemu di Istanbul.
Namun upaya tersebut tak kunjung direspons label sang penyanyi. Menariknya, di tengah polemik tersebut, Maher Zain justru datang dan manggung di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada 28 Juni 2025.
DNA mengaku, sangat menyayangkan kejadian tersebut karena merasa pihaknya tak dilibatkan. Hingga kini, DNA tak pernah mendapat kepastian soal pemutusan kerjasama dengan Awakening Music.
“Saya ada bukti kerjasama dengan mereka, seperti rekening. Nama yang tertulis di buku rekening pun Awakening Music,” tutur Rina menambahkan.
Merasa tak mendapatkan jawaban, DNA pun melayangkan somasi dan berencana menggugat Awakening Music ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai pelanggaran etika dan ketidakprofesionalan jika somasi tak digubris.
“Sangat disayangkan, Awakening Music bermain dengan suasana dan memboikot komunikasi dengan Bu Rina. Maher Zain seharusnya eksklusif dengan DNA. Ini ada kerugian materiil dan imateril. Reputasi DNA rusak!” kata Hamzah Fansyuri selaku kuasa hukum DNA.
Selama proses hukum berjalan, DNA mengimbau promotor musik untuk tidak bekerjasama dengan Awakening Music. Hal itu agar menghindari kontrak bermasalah yang memicu dampak hukum lanjutan dengan label berbasis di Inggris tersebut.*
(SIS)