JAKARTA - Tiga konten kreator asal Makassar, menceritakan kisah mereka tentang budaya hingga hal-hal unik yang biasa dilakukan masyarakat kota tersebut dalam aplikasi Noice. Ketiganya ialah Arif Brata, Aldhy Gunawan dan Adi Surya, yang akan mengungkap kelakuan orang-orang sekitar mereka yang sering bikin pusing hingga mampu mengocok perut pendengarnya, dalam podcast Kena Mental.Â
âLewat podcast Kena Mental, Noice memberikan ruang bagi kami, sebagai kreator asal Makassar untuk secara langsung berbagi cerita di sini tentang hal-hal unik di Makassar yang pastinya akrab dengan kami," kata Arif Brata, podcaster Noice Original âKena Mentalâ kepada media.
"Bagi para perantau seperti kami, mendengarkan cerita-cerita seperti ini diharapkan bisa jadi hiburan sekaligus mengobati rindu mereka dengan kampung halaman dan bagi yang bukan orang Makassar pun bisa jadi lebih kenal dengan kota kami," sambungnya.
Sama seperti judulnya, podcast Kena Mental akan menceritakan pengalaman lucu dari ketiga konten kreator saat bertemu dengan orang-orang baru. Terutama terkait kelakuan mereka yang absurd hingga membuat mereka merasa kena mental.
Pada episode pertama, ketiganya menceritakan tentang kebudayaan orang Makassar yang dianggap unik. Salah satunya selalu membawa senjata dan meletakkan senjata tersebut di bawah kasur untuk berjaga-jaga.
Sebagai orang tua yang memiliki usaha apotek, Aldhy mengatakan bahwa mereka memiliki senjata di kasir dan juga hobi membeli pisau karambit. Ia bahkan menyebut jika kedua orang tuanya mendapatkan inspirasi dari film The Raid 2.
Bahkan Adi Surya juga tak ragu untuk menceritakan kelakuan absurd seorang temannya bernama Yayat. "Saya pernah nonton langsung kemarahan si Yayat⌠Dia apa-apa suka mengancam untuk bunuh orang, pernah pinjam gunting dan dia juga gendut," ucap Adi Surya.
Sementara itu di episode kedua, ketiga kreator ini tampak membahas soal pedagang di Makassar yang memiliki cara unik untuk menjajakan dagangannya. Penjual buah salah satunya, yang memiliki kebiasaan untuk menyingkat kata.
"Saya beli buah pedagang ini karena terhibur sama cara dia menjual buahnya, semua kata-katanya disingkat. Pedagang itu sering menyebut âmadonaâ, singkatan dari mangga kedondong dan nanas. Kalau tinggal satu buahnya dia bilang âtiniâ singkatan dari âtinggal iniâ.â ujar mereka saling menimpali.
Follow Berita Okezone di Google News