Akan tapi, meski musik di Indonesia makin berkembang, keroncong konsisten ada dan dinikmati oleh beraneka lapisan warga di Indonesia dan di negeri Malaysia pula hingga saat ini. Alat-alat musik yg dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong pada awalnya cuma diiringi oleh musik dawai (biola, ukulele, dan selo).
Fasilitas musik perkusi jarang digunakan. Perlengkapan fasilitas musik seperti ini masih diperlukan oleh keroncong Tugu, yakni komunitas keroncong keturunan budak-budak Portugis dari Ambon yang ada di daerah tugu (Batavia) Jakarta Utara tempo doeloe.
Setelah Itu musik ini perkembangannya meluas ke daerah selatan yaitu Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi yang berbaur bersama musik Tanjidor pada tahun 1880-1920. Pada tahun 1920-1960, pusat perkembangan musik keroncong kemudian pindah ke daerah Solo dan musiknya serta jadi lebih lambat cocok dengan sifat orang Jawa.
(LID)