Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Penulis Komik Jaka Sembung, Punakawan, Om Pasikom dan Doyok

Doddy Handoko , Jurnalis-Minggu, 16 Mei 2021 |17:16 WIB
Mengenal Penulis Komik Jaka Sembung, Punakawan, Om Pasikom dan Doyok
Komik Karya Tatang S (Foto: Dok. Pribadi Shopee)
A
A
A

JAKARTA - Komik seperti Jaka Sembung, Punakawan, Om Pasikom dan Doyok pernah menggapai kejayaan di era 1960 hingga 1990 an. Saat itu adalah era keemasan komik dari berbagai genre, wayang, percintaan, humor atau silat.

Berikut profil komikus legendaris, diambil.dari berbagai sumber.

Djair Warni

Djair Warni adalah satu dari “The Big Seven”. Penulis komik ini menjadi salah satu dari tujuh besar karena karyanya Jaka Sembung, Djaka Gledek, Si Tolol, Kiamat Kandang Haur, Malaikat Bayangan, dan Toan Anak Jin.

Djair tergolong komikus otodidak. Ia sudah membuat komik sejak masih remaja. Padahal, dulu ayahnya menaruh harapan supaya Djair bercita – cita sebagai insinyur.

“Waktu itu saya sering dimarahi Ayah karena lebih senang membuat komik daripada belajar. Akhirnya saya mencuri – curi kesempatan,” tutur Djair.

Karya-karya Ganes T.H. (Si Buta dari Goa Hantu), Jan Mintaraga (Rio Purbaya), dan Hans Jaladara (Panji Tengkorak) juga menjadi referensi bagi Djair.

Pada masa jayanya, penghasilan yang diperolehnya cukup untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya.

Maklum, untuk satu cerita terdiri dari 7 sampai 10 jilid ia memperoleh Rp100 ribu, angka yang tinggi untuk ukuran tahun 1960-an.

Sayang, zaman keemasannya sulit terulang kembali. Ia bahkan pesimistis.

“Sekarang sudah ada televisi, bioskop, mall dan video game. Anak – anak sudah terbiasa dicekoki komik – komik import terjemahan dari luar negeri,” kata Djair.

Mansyur Daman

Mansyur Daman lahir di Jakarta pada tanggal 3 Juli 1946. Mandala Siluman Sungai Ular adalah komik yang menjadi karya master piecenya yang paling terkenal di jagad komik tanah air.

Dengan wajah ganteng, berjiwa luhur, badan yang tegap, ikat kepala serta memiliki ilmu yang tinggi (sakti) merupakan persyaratan lengkap untuk seorang jagoan.

Konon Pak Man terinspirasi oleh wajah Robert Conrad, bintang film Amerika yang memerankan film seri televisi the Wild Wild West untuk wajah tokoh Mandala.

Tatang. S

Nama asli Tatang S. adalah Tatang Suhendra. Pada tahun 1970-an, kabarnya ia pernah menjadi komikus yang bayarannya paling tinggi di Bandung.

Tatang dikenal sebagai komikus cerita – cerita silat. Karena ambisinya dalam mencipta komik sangat besar, tidak jarang ia sering ‘berbenturan’ dengan rekan – rekannya sesama komikus.

Kasus yang menonjol adalah ketika ia terlibat ‘perang komik’ dengan Ganes TH. Ganes merupakan seorang komikus yang kesohor dengan karyanya, ‘Si Buta Dari Goa Hantu’.

Pada suatu ketika, Ganes pindah dari sebuah penerbitan. Penerbit tersebut tak terima dan sakit hati dengan kepindahan Ganes. Tak lama kemudian Tatang direkrut oleh penerbit itu untuk menyaingi komik sohor karya Ganes.

Tatang lalu membuat komik ‘Si Gagu dari Goa Hantu’ untuk menyaingi ‘Si Buta dari Gua Hantu’-nya Ganes. Lalu apa yang terjadi? Ternyata komik karya Tatang ini cuma beredar sebanyak tiga edisi sampai akhirnya dibredel.

‘Si Gagu dari Goa Hantu’-nya Tatang membuat dunia perkomikan Indonesia gempar. Secara tidak langsung, Tatang telah menjadi korban pemainan penerbit, sehingga karir Tatang sebagai seorang komikus silat hancur.

Karir Tatang kembali bersinar setelah ia membuat komik dengan tokoh Punakawan (Gareng, Petruk, Semar, Bagong).

Pada 27 April 2003, Tatang S. meninggal dunia. Menurut sejumlah rumor yang beredar, ia meninggal karena penyakit kencing manis.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement