Dia mengakui awalnya susah menjalankan konsep pembatasan waktu makan itu. Dia menceritakan, di Twitter dan Facebook ada yang menulis tentang resto miliknya yang dibatasi waktu makannya. Justru orang lain penasaran ingin mencoba merasakannya. Di situlah tantangan bagi Ferry, maka dia membuat restorannya berkualitas.
Terobosan lain yang dilakukan Ferry, di meja resto terpasang stiker bertuliskan “ Ambil makanan secukupnya”.
Ferry menceritakan, di luar negeri jika makanan tidak habis, diambil lagi oleh pihak resto , ditimbang lalu pengunjung tersebut didenda. Tapi dia menyadari hal itu tidak mungkin diterapkan di Indonesia karena terlalu ekstrem.
Di luar negeri ada restoran yang ekstrem lagi, ditempel sebuah tulisan “Coba renungkan anak-anak di Afrika yang tidak bisa untuk makan”.
Menurut pengamatannya, bisnis kuliner prospeknya bagus karena makan sekarang mulai mengarah ke gaya hidup. Orang mulai tidak suka makan di rumah. Maka bisnis yang paling menjanjikan adalah kuliner.
(aln)