JAKARTA – Pramoedya Ananta Toer melewati proses kehidupan yang tidak mudah selama 81 tahun. Punya penyakit rendah diri, dipenjara, diasingkan bahkan pernah muncul keinginan Pram untuk mengakhiri hidupnya, menjadi rentetan panjang kisah hidupnya.
Buku seakan menjadi pelipur lara bagi Pramoedya Ananta Toer melewati masa hidup yang cukup berat. Bahkan saat ia dinyatakan sakit pada 12 Januari 2006 dengan diagnosis diabetes, sesak napas hingga lemah jantung, Pram dikabarkan masih aktif menulis.
Baca Juga:
Anak Sering Rewel Jelang Maghrib, Sarwendah Panggil Ustadz ke Rumah
Nikita Mirzani Pamer Foto Berbikini, Netizen: Akal Sehatnya Hilang
Pada 27 April 2006, kesehatan Pram makin melemah dan sempat tidak sadarkan diri. Selama 3 hari dirawat di Rumah Sakit Saint Carolus, ia bersikeras ingin pulang. Kesehatan Pram menunjukkan kondisi lebih baik saat ada di rumah, bahkan ia sempat meminta rokok dan havermut (sejenis oat). Pihak keluarga kemudian memenuhi keinginannya namun hanya menempelkan rokok tanpa membakarnya.
Pada 30 April 2006 pukul 03.00 WIB kabar meninggal Pram tersebar hingga ke tetangga. Pada pukul 08.55 pagi di hari itu, Pramoedya Ananta Toer benar-benar wafat di usianya ke 81 tahun. Jenazah Pram kemudian dimakamkan di TPU Karet Bivak.
Dalam pemakamannya, ratusan pelayat hadir untuk menghormati kepergian Pramoedya Ananta Toer. Termasuk diantaranya, Nurul Arifin, Ratna Sarumpaet, Goenawan Mohamad, serta rekan aktivis dan sastrawan.
Meski 13 tahun berselang, karya Pramoedya Ananta Toer masih diingat orang. Bahkan buku Bumi Manusia dan Perburuan menjadi dua dari beberapa karya sastra yang dijadikan film oleh sineas Tanah Air.
Baca Juga:
Jennifer Dunn Unggah Foto Bareng Suami, Netizen Nyinyir
Sudah Tak Sayang, Ali Syakieb Santai Soal Perjodohan Citra Kirana dan Rezki Aditya
(aln)