JAKARTA – Sandhy Sondoro menjadi salah satu nama musisi Indonesia yang mendunia. Bagaimana tidak, karya musiknya lebih dulu diperkenalkan di mancanegara sebelum akhirnya mantan suami adik Sarah Sechan ini kembali ke Tanah Air.
Sandhy Sondoro awalnya hanya menemui sang paman yang kala itu berada di California, namun kemudian hijrah ke Jerman untuk belajar arsitektur sambil menyalurkan hobi bermusik. Tinggal di benua Eropa pada usia 19 tahun, membuat Sandhy harus mandiri, dengan bakat menyanyi ia pun menjadi musisi jalanan di sana.
Perlahan, jalan untuk Sandhy Sondoro bermusik itu mulai terlihat dengan tampil di beberapa pub malam di Jerman. Dengan mengusung genre pop Amerika, Folk, Jazz dan Blues, pria berdarah Jawa, Makassar, Minang dan Palembang itu memperkenalkan musiknya.
Baca juga: Sandhy Sondoro: Tanpa Jerman Saya Bukan Apa-Apa
Tahun 2008, Sandhy merilis album perdana bertajuk Why don't We dan mendapat apresiasi positif di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Hingga akhirnya pulang ke Indonesia dengan bekal karya tersebut.
Dikatakan oleh Sandhy, negara Jerman menjadi faktor keberhasilannya sebagai musisi. “Saya mengawali karier musik saya dari Jerman dari tahun 1998. Tanpa Jerman saya enggak sampai di sini," terangnya kepada Okezone.
Terbukti, beberapa single Sandhy Sondoro juga diterima baik oleh masyarakat Indonesia seperti lagunya yang meledak seperti Malam Biru, Tak Pernah Padam hingga Gejolak Cinta. Kesuksesan lainnya juga terlihat saat Sandhy bergabung dengan Trio Lestari bersama Glenn Fredly dan Tompi lewat karya yang tidak kalah menakjubkan.