Tentu generasi-generasi yang lebih muda menjadi harapan bagi para kawakan seperti Marwoto (1952), Meri Sinaga (1967), Wisben (1967), Joned (1970), dan Cak Lontong (1970).
Akbar yang selalu tampil kompak dengan Cak Lontong, selalu berhasil mengocok perut penonton. Keduanya menjadi andalan pertunjukan Indonesia Kita yang sudah digelar 32 kali tersebut. Sementara Boris, mesti belajar untuk bisa sekelas Akbar yang lincah menimpali guyonan-guyonan yang butuh 'mikir'.

"Saya merasakan kepuasaan tersendiri saat tampil di atas panggung karena melihat reaksi penonton secara langsung," ujar lulusan Universitas Parahyangan tersebut.
Dengan keikutsertaan Boris Bokir di Indonesia Kita ini, Boris berharap generasi milenial makin tertarik untuk menonton pertunjukan yang mengangkat budaya Indonesia.(SIS)
(ABD)