JAKARTA โ Seiring berjalannya zaman, gedung-gedung pencakar langit mulai terus bermunculan di setiap negara. Beberapa negara bahkan berlomba untuk menciptakan gedung tertinggi di dunia sebagai daya tarik pariwisata. Saat ini gedung tertinggi di dunia masih dimiliki oleh Dubai dengan Burj Khalifa-nya yang menawan.
Fenomena munculnya gedung-gedung pencakar langit itu ditangkap sebagai sebuah ide oleh Dwayne Johnson untuk film terbarunya. Sebuah film bergenre action dengan muatan drama keluarga dan latar gedung tinggi akhirnya tercipta dengan judul Skyscraper.
Dikisahkan seorang eks militer bernama Will Sawyer (Dwayne โThe Rockโ Johnson) harus kehilangan satu kakinya akibat sebuah operasi penyelamatan keluarga. Beruntung, Will masih bisa hidup dan memiliki keluarga bahagia bersama seorang istri dan sepasang anak kembarnya.
(Baca Juga: Rahasiakan Identitas Terlapor, Ini Alasan Atalarik Syah)
(Baca Juga: Diam-Diam, Dipha Barus Suka Latihan Tinju)
Will pun lantas beralih profesi menjadi seorang pekerja dalam sebuah perusahaan pengamanan. Ia dipercaya menangani tingkat keamanan dari gedung pencakar langit indah bernama The Pearl yang berlokasi di Hong Kong.
Jati diri seorang Will yang notabene adalah seorang pahlawan mulai dimunculkan sedikit demi sedikit. Keluarganya terjebak di The Pearl sehingga ia harus menyelamatkan mereka seorang diri. Konflik-konflik sederhana yang tak masuk akal mulai masuk dan menjerumuskan Will ke dalam keadaan sulit. Sementara The Pearl terbakar, Will harus berlomba dengan waktu menyelematkan istri dan kedua anaknya.
Secara konsep, ide untuk mengangkat gedung pencakar langit sebagai setting tempat memang cukup gemilang. Visual yang ditampilkan dari gedung tersebut sungguh indah. Beberapa fitur teknologi canggih yang diterapkan di dalam gedung, pesona pemandangan dari ketinggian, hingga hutan buatan yang ada di gedung dengan 220 lantai tersebut bisa dikatakan sangat jenius.
Sayangnya, eksekusi drama yang dimasukkan kurang begitu memesona. Konfliknya terbilang mengada-ada dan tidak realistis sehingga sulit untuk masuk dan terhubung dengan para penonton. Adegan demi adegan dibuat semenegangkan mungkin untuk memberikan penekanan bahwa Skyscraper adalah sebuah film menegangkan. Namun di satu sisi, adegan-adegan tersebut tidak didukung oleh scoring yang kuat sehingga perasaan menegangkan itu terkadang tidak mengena secara langsung kepada para penonton. Beberapa aspek tidak berada dalam tempatnya yang pas sehingga membuat film ini terasa kurang memuaskan.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News