Selain kemasan, pelantun tembang Semusim itu mengungkapkan bahwa konsistensi menjadi kunci utama untuk bertahan di industri musik Tanah Air. Bukan tanpa sebab, hal ini sangat penting mengingat karakter dan jati diri merupakan modal utama yang harus dimiliki setiap musisi dan pelaku industri musik lainnya.
“Jangan terlalu memikirkan tren atau pasar, karena nanti ujungnya kita tidak bisa menemukan jati diri. Saya tidak peduli orang bilang karya saya ketinggalan jaman, saya bisa bertahan selama kurang lebih 15 tahun, karena saya konsisten dalam berkarya,” ujarnya.
Marcell juga sempat menyinggung tren musik yang sedang digandrungi generasi muda Indonesia saat ini. Sebetulnya tidak salah menyukai musik yang mengadopsi budaya-budaya luar. Tapi, kita harus mengetahui kalau Indonesia juga memiliki budaya yang sangat unik dan menarik untuk dikesplorasi lebih dalam.
“Kultur hip-hop dan EDM itu bukan kultur kita. Yang kita rasakan itu cuman euphorianya saja. Tapi kita bisa ambil dan menyesuaikannya dengan kultur yang kita miliki. Selain itu, perlu diketahui bahwa saat ini sudah ada UU Nomor 5 tahun 2017 yang mengatur persoalan seni musik. Ini penting supaya karya yang dihasilkan tetap inline dengan budaya kita sendiri. Jadi jangan terlalu kagetlah dengan budaya-budaya barat, justru kita harus bisa bersinergi,” tukasnya.
(aln)