Meski pengambilan gambar pada film ini juga mencakup beberapa negara di bagian Eropa. Namun, masyarakat India kurang menikmati film ini.
"Keseluruhan nilai aspirasi tentang film NRI (non-residen India) sudah tidak ada lagi. Tak satu pun dari mereka tampaknya bekerja dan sepertinya tidak ada yang tertarik untuk menonton mereka. Dengan kebetulan belaka, semua film India ini muncul di tempat yang bukan tentang settingnya sendiri. Bahkan istilah, warna, cara nyanyian dan dialog digunakan di Bandetara Dangal atau Babumoshai, adalah hal-hal yang tidak Anda lihat di film biasa,” kata kritikus film Baradwaj Rangan.
Bulan ini, Shubh Mangal Saavdhan, sebuah drama komedi yang didasarkan pada masalah disfungsi ereksi dan ditetapkan di kelas menengah Delhi, meraih RS24.03 crore. Pada bulan Agustus, Bareilly Ki Barfi, komedi romantis yang terletak di kota kecil India, dilengkapi dengan RS30.93 crore. Keduanya layak mendapatkan angka tersebut sebab modal mereka pun kecil.
Terbukti dalam kesuksesan luar biasa bukan hanya cerita kota kecil lainnya seperti Dangal, Jolly LLB 2, Badrinath Ki Dulhania (BKD) dan Toilet, tapi juga sebuah kisah hidup yang ditetapkan di Delhi seperti Hindi Medium adalah fakta. penonton India mulai memegang cermin untuk diri mereka sendiri dan berhubungan dengan film yang berhubungan dengan isu kontemporer.
Dangal dan Badrinath misalnya, berurusan dengan pemberdayaan perempuan di kota-kota kecil di India utara.