JAKARTA - Legenda terus menjadi inspirasi dalam pembuatan film, salah satunya adalah cerita-cerita budaya Jawa. Gunung Tidar, salah satu tempat yang dianggap sakral, menjadi pusat cerita dalam film Paku Tanah Jawa yang disutradarai oleh Bambang Drias ini.
"Berdasarkan riset, selama ini Gunung Tidar dipercayai sebagai pusat kekuatan dan kesaktian di Pulau Jawa. Dari sinilah kami mendapatkan ide dan mengembangkannya. Meskipun tidak semua cerita berpusat pada Gunung Tidar, namun fokus film ini adalah bagaimana cerita yang diangkat dapat terkait dengan kehidupan sekarang, seperti tentang pesugihan dan hal-hal klenik lainnya," ujar Bambang Drias ketika ditemui di Jakarta baru-baru ini.
Masayu, yang berperan sebagai sinden dalam film ini, mengaku telah melakukan pendekatan dengan ular sebagai persyaratan untuk menerima peran dalam film ini. Karena banyak adegan yang melibatkan binatang seperti ular, termasuk ular sungguhan. Masayu menceritakan bahwa dirinya telah mempelajari cara-cara memegang ular dan memahami sedikit tentang hewan melata tersebut.
"Memegang ular piton dan sanca yang kecil saja sudah cukup berat, bayangkan ketika di lokasi syuting harus berurusan dengan ular yang lebih besar dan jumlahnya banyak," ujar Masayu Anastasia.
Selain Masayu Anastasia, film ini juga dibintangi oleh para pemain berbakat seperti Giselma Firmansyah, Wafda, Beddu, Wanda Hamidah, Badriah Afif, serta artis Malaysia MK K Clique dan Upin Hasif. Film produksi Armani Entertainment ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 6 Juni 2024.
Datuk KK Chua merasa senang karena akhirnya film ini akan tayang. "Seharusnya film ini tayang awal tahun ini, namun karena berbagai hal akhirnya baru bisa tayang bulan depan. Saya berharap film ini disukai oleh penonton di Indonesia karena ceritanya yang sangat menarik dan akting para pemainnya sangat apik," tambahnya.