JAKARTA - Series Pay Later akan memulai debutnya di Vision+, pada 29 Maret mendatang. Serial ini akan memberikan perspektif baru kepada penonton tentang pinjaman online (pinjol) dan orang-orang yang bekerja di industrinya.
Tak hanya tentang kekhawatiran para debitur, Ardy Octaviand selaku sutradara Pay Later juga ingin memperlihatkan stres dan ketakutan yang juga dirasakan para debt collector lewat serial ini.
"Biasanya, orang-orang yang terlilit utang akan stres dan takut karena belum bisa membayar utangnya. Tapi di sini, kami juga ingin memperlihatkan bahwa para penagih utang itu juga sama saja stresnya," ujar Ardy.
Lewat Pay Later, penonton bisa melihat bagaimana para penagih utang berhadapan dengan berbagai macam debitur. Stres dan tekanan pekerjaan seorang debt collector tak jarang membuat mereka dihadapkan pada dilema moral dan konflik internal.
“Bahwa debitur itu berbeda-beda. Terkadang, ada yang galak. Jadi bisa memicu stres para debt collector juga," ungkap sang sutradara menambahkan.
Serial Pay Later berkisah tentang Tika yang terlilit utang pinjol dan harus kehilangan pekerjaannya. Di saat bersamaan, dia mendapat tawaran kerja sebagai debt collector di sebuah perusahaan pinjol.