Tak hanya itu, kehidupan komika 43 tahun itu juga harus lebih irit ketika hidup di New York. Pasalnya, penghasilan yang didapatnya dari bekerja di Indonesia menjadi lebih kecil nilainya saat hijrah ke Amerika Serikat.
Sehingga, ia sempat berpikir kalau dirinya terlalu egois untuk mengejar cita-citanya dengan mengorbankan keluarga. Namun, pemikiran tersebut berubah menjadi keinginan dan ambisi untuk bisa sukses agar tak menyia-nyiakan pengorbanan istri dan anak-anaknya.
BACA JUGA:
“Setiap hari itu saya mempertanyakan ke diri saya sendiri sih, ngapain ya gua ngelakuin ini. Tapi, waktu itu gua pernah kayak ragu, kayak ngerasa ngapain gua di sini (New York), terus istri gua ngingetin," imbuhnya.
"'Kamu harus ingat kalau aku sama anak-anak udah berkorban untuk kamu, nggak bisa setengah-setengah. Masa kami sudah berkorban terus gagal. Nggak boleh gagal'. Saya pikir bener juga,” pungkas Pandji Pragiwaksono.*
(CLO)